Teniga | tahiro.id
Di tengah pesatnya arus informasi dan dinamika sosial yang kian kompleks, membangun kesadaran beragama yang moderat menjadi tantangan penting bagi generasi muda. Menyadari hal tersebut, para dosen melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema “Membangun Kesadaran tentang Nilai-Nilai Moderasi Beragama terhadap Karang Taruna Maitamara” yang digelar di Desa Teniga, sejak 31 Oktober hingga 1 November 2025.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, Bapak Apipuddin, S.HI., LL.M, yang juga menjabat sebagai Ketua Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Mataram. Berkolaborasi dalam memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya moderasi beragama sebagai pondasi membangun masyarakat yang harmonis dan toleran.
Sebagai Ketua Rumah Moderasi Beragama, Apipuddin menegaskan bahwa penguatan nilai-nilai moderasi perlu dimulai dari kelompok muda, terutama organisasi sosial seperti Karang Taruna. Melalui pendekatan dialogis dan kegiatan interaktif, para pemuda diajak memahami bahwa moderasi bukan sekadar konsep teoretis, melainkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menjunjung keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Selama kegiatan berlangsung, suasana penuh semangat dan partisipatif. Anggota Karang Taruna Maitamara tampak antusias mengikuti sesi pemaparan dan diskusi, berbagi pengalaman mereka dalam menjaga keharmonisan sosial di lingkungan sekitar. Mereka menyadari bahwa menjadi pemuda moderat berarti mampu merawat perbedaan, menolak sikap ekstrem, dan menebarkan nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat yang majemuk.
Kepala Desa Teniga menyambut baik kegiatan ini dan menilai bahwa pengabdian dosen UIN Mataram memiliki dampak positif bagi pembinaan karakter generasi muda. Dukungan masyarakat pun mengalir, melihat kegiatan ini sebagai langkah nyata dalam membangun generasi penerus yang cerdas secara spiritual dan sosial.

Kegiatan pengabdian ini bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan gerakan nilai yang berupaya menghadirkan kedamaian melalui kesadaran beragama yang seimbang. Melalui sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat, pesan moderasi beragama kini semakin mengakar di hati para pemuda Teniga — menjadikan mereka agen perubahan yang siap menjaga harmoni di tengah keberagaman bangsa.














